LM – Pj Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, menunjukkan komitmennya untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Aceh melalui partisipasinya dalam Meuseuraya Festival yang diadakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Aceh. Acara yang berlangsung dari 14 hingga 20 Oktober 2024 di Gelanggang USK dan Suzuya Mall Banda Aceh ini, bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UMKM lokal agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Safrizal ZA: UMKM adalah Jantung Ekonomi Aceh, Yuk Dukung Bersama!
Dalam sambutannya saat membuka festival, Safrizal menekankan pentingnya sektor UMKM bagi perekonomian nasional, yang mana sekitar 95 persen kontribusi ekonomi negara ini berasal dari UMKM. “Kita perlu memberikan dukungan terus-menerus kepada UMKM. Event seperti Meuseuraya Festival adalah langkah strategis untuk membantu mereka naik kelas,” ungkapnya. Jumat, 18 Oktober 2024.
Pj Gubernur juga mengajak seluruh sektor industri perbankan untuk berperan aktif dalam mendukung UMKM. Ia menyarankan agar perbankan tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga melakukan pendampingan untuk membantu pelaku usaha mengembangkan produk mereka. “Agar produk UMKM menarik perhatian, kita perlu branding yang baik. Hadirkan para ahli untuk membantu pelaku usaha,” tambahnya.
Festival Meuseuraya merupakan wadah bagi UMKM Aceh untuk memamerkan berbagai produk lokal. Di samping memberikan kesempatan bagi pelaku usaha, festival ini juga menjadi platform untuk memperkenalkan produk unggulan Aceh kepada masyarakat luas. Dalam acara ini, pengunjung dapat menemukan beragam produk mulai dari makanan khas Aceh hingga kerajinan tangan yang unik.
Safrizal juga mengungkapkan rencana untuk mengembangkan sektor ekonomi yang berkelanjutan di Aceh. Ia menyoroti dua komoditas unggulan, yaitu nilam dan kelapa sawit. “Kita harus memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik. Nilam, misalnya, memiliki potensi luar biasa. Kita perlu membangun pabrik produksi minyak nilam berskala internasional di Aceh,” jelasnya.
Ia melanjutkan, “Minyak nilam Aceh memiliki kualitas terbaik di dunia, namun produk olahan yang dihasilkan selama ini masih terbatas. Kita lebih banyak mengekspor bahan baku saja ke luar negeri.” Dengan adanya pabrik pengolahan, diharapkan Aceh dapat meningkatkan nilai tambah dari produk nilam dan memperkuat posisinya di pasar global.
Selain nilam, Pj Gubernur Safrizal juga menekankan pentingnya pendirian pabrik minyak goreng di Aceh. Ia percaya bahwa sudah saatnya Aceh memiliki pabrik yang memproduksi berbagai produk olahan dari minyak kelapa sawit. “Tolong perbankan, jika ada pengajuan kredit untuk pendirian pabrik minyak goreng, tolong dipermudah,” pinta Safrizal.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto P, turut mendukung pernyataan Safrizal dengan menekankan potensi sumber daya alam Aceh yang melimpah. Ia menjelaskan, “Kita perlu mengolah sumber daya tersebut agar dapat memberikan nilai tambah. Event seperti Meuseuraya Festival adalah upaya bersama untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Aceh, khususnya di bidang pangan.”
Rony juga menambahkan bahwa kemajuan infrastruktur dan konektivitas yang dimiliki Aceh harus dimanfaatkan untuk membangun hilirisasi produk lokal. Dengan kolaborasi antara pemerintah, perbankan, dan pelaku usaha, Aceh diharapkan dapat mengembangkan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.***