LM – Pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada Rabu, 5 Juni 2024, Pemerintah Aceh secara tegas mengadvokasi inovasi sebagai solusi utama dalam menangani krisis iklim. Dalam sebuah acara di Halaman Kantor Gubernur Aceh, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Zulkifli, menekankan pentingnya inovasi yang tak hanya meningkatkan produktivitas lahan, namun juga mengurangi emisi karbon serta memperbaiki siklus air.
Zulkifli menggarisbawahi peran strategis “Gampong Iklim”, sebuah inisiatif yang telah diperkenalkan sejak tahun 2019. Dalam program ini, sebanyak 350 Gampong Iklim telah dibentuk, dengan berbagai kualifikasi sesuai dengan tingkat keberlanjutannya. Program ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan lingkungan hidup berbasis komunitas serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga merintis inovasi lain, seperti pengembangan Refused Derived Fuel (RDF), sebuah teknologi pengolahan sampah terpadu menjadi bahan bakar ramah lingkungan yang menggantikan bahan bakar fosil.
Dalam pidatonya, Zulkifli menyerukan kepada seluruh aparat pemerintah untuk mengangkat tema ini sebagai panggilan untuk terus berinovasi dan mengutamakan prinsip keadilan dalam setiap langkah penanganan di sektor lingkungan.
Upaya penyelesaian krisis iklim di Aceh, menurut Zulkifli, juga melibatkan pemulihan ekosistem dan partisipasi masyarakat secara luas. Ini termasuk peningkatan tata kelola sektor hutan dan lahan, penanaman pohon untuk meningkatkan penyerapan emisi, dan pembangunan sistem peringatan dini untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.