Ziarah Haru di Ulee Lheue, Kenang Korban Tsunami

LM – Dalam rangka memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, melakukan ziarah ke kuburan massal korban tsunami di kawasan Ulee Lheue. Acara ini berlangsung khidmat, menandai peringatan dua dekade sejak tragedi kemanusiaan yang melanda Aceh pada tahun 2004.

Mengenang Tragedi Tsunami, Pj Gubernur Aceh dan BNPB Lakukan Ziarah ke Makam Massal

Ziarah dimulai sekitar pukul 10 WIB, ketika Suharyanto tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda dan disambut langsung oleh Pj Gubernur Safrizal. Mereka bersama-sama menuju lokasi makam massal yang dipenuhi dengan kenangan pahit, di mana lebih dari 14.000 jiwa telah dimakamkan. Prosesi ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan, tetapi juga refleksi atas kebangkitan dan ketahanan masyarakat Aceh pasca-bencana.

Kawasan Ulee Lheue, yang dulunya menjadi saksi bisu dari dahsyatnya gelombang tsunami, kini menjadi tempat peringatan yang sarat makna. Di lokasi tersebut, Pj Gubernur dan Kepala BNPB melakukan prosesi tabur bunga sebagai penghormatan kepada para korban yang telah pergi. Momen haru ini dihadiri oleh Pj Wali Kota Banda Aceh, Ade Surya, yang juga turut serta dalam acara tersebut.

Usai ziarah, Suharyanto menyampaikan pentingnya mengambil hikmah dari tragedi yang pernah terjadi. Ia memuji kemajuan yang telah dicapai oleh Aceh selama 20 tahun terakhir, namun juga mengingatkan akan perlunya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang terus ditingkatkan. “Aceh memiliki keindahan alam dan sumber daya yang luar biasa, tetapi juga memiliki indeks bencana yang tinggi. Kita harus belajar dari pengalaman tsunami 2004, agar langkah-langkah mitigasi dan kesiapsiagaan semakin baik di masa depan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Polda Aceh Siap Amankan Pilkada 2024: Gelar Operasi Mantap Praja 2024

Suharyanto juga menekankan bahwa peringatan Bulan PRB bukan hanya sekadar mengenang tragedi, tetapi sebagai pengingat untuk selalu siap menghadapi potensi bencana yang masih mengintai, baik di Aceh maupun di seluruh Indonesia. “Dengan kesiapan yang lebih baik, kita berharap dampak bencana di masa mendatang dapat diminimalisir,” tambahnya.

Kegiatan Bulan PRB yang digagas BNPB setiap Oktober ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman bencana dan mendorong partisipasi aktif dalam upaya pengurangan risiko. Dalam beberapa tahun terakhir, Aceh telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal kesiapsiagaan bencana, namun tantangan tetap ada. Berbagai program pelatihan dan sosialisasi mengenai mitigasi bencana terus dilaksanakan, melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Dengan latar belakang sejarah bencana yang memilukan, Banda Aceh menjadi tuan rumah yang penuh makna untuk acara ini. Masyarakat diharapkan tidak hanya mengenang yang telah pergi, tetapi juga bersatu untuk membangun masa depan yang lebih aman dan tangguh. Kejadian-kejadian seperti ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa terjadi kapan saja, dan persiapan adalah kunci untuk mengurangi dampak yang mungkin timbul.***

Penulis: Syaiful ABEditor: Tim Redaksi