LM – Sekretaris Dekranasda Aceh Besar, Enni Zusniati, bersama Penjabat Ketua TP PKK Aceh Besar, Cut Rezky Handayani S.IP. MM, menyambut kunjungan dari Darma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh di Rumoh Malaka Batik, yang terletak di Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar. Rabu, 14 Agustus 2024.
Kedatangan rombongan DWP DPMPTSP Aceh bertujuan untuk menyaksikan secara langsung proses pembuatan batik dan hasil produksi yang ada di Rumoh Malaka Batik. Cut Rezky Handayani menjelaskan bahwa para tamu tersebut memulai kunjungannya dengan melihat berbagai produk batik yang ditawarkan di lokasi tersebut. “Mereka memeriksa berbagai jenis batik seperti Motif Masjid Oman, Motif Jantho, Motif Teungku, dan Motif Seulawah,” kata Cut Rezky.
Para tamu juga mendapatkan kesempatan untuk melihat batik solanda, kasab ijo, dan gerabah. Mereka bahkan mengunjungi dapur produksi untuk menyaksikan proses pembuatan batik secara langsung. “Beberapa dari mereka bahkan tertarik untuk mencoba proses pembuatan batik sendiri,” tambah Cut Rezky, yang akrab disapa Cut Anda.
Rumoh Malaka Batik baru diresmikan pada 23 Desember 2023. Gedung yang sebelumnya merupakan bangunan Industri Kecil Kuta Malaka yang terbengkalai selama 8 tahun, kini dimanfaatkan sebagai pusat produksi batik dan produk lokal lainnya. “Kami mengubah gedung terbengkalai ini menjadi Rumoh Malaka Batik untuk menjadi pusat produksi batik Aceh Besar,” ungkap Cut Rezky.
Menurut Cut Rezky, kunjungan DWP DPMPTSP Aceh ini merupakan bagian dari kegiatan rutin mereka yang bertujuan untuk mengunjungi berbagai tempat produksi lokal. “Kegiatan ini adalah salah satu agenda rutin kami, di mana kami mengunjungi berbagai tempat produksi seperti pembuatan kue atau batik. Kami berharap kegiatan ini dapat memperkenalkan produk-produk lokal yang ada di Aceh Besar,” jelasnya.
Cut Rezky juga mengucapkan terima kasih kepada DWP DPMPTSP Aceh atas kunjungannya dan atas waktu yang telah diberikan untuk mempelajari proses pembuatan batik dari awal hingga akhir. “Kami sangat menghargai kunjungan ini karena memberikan kesempatan untuk menunjukkan proses pembuatan batik secara mendetail,” tambahnya.
Salah satu perwakilan dari DWP DPMPTSP Aceh, Nona, mengungkapkan ketertarikan dan kekagumannya terhadap proses pembuatan batik. “Saya sangat terkesan dengan proses pembuatan batik ini. Prosesnya rumit dan memakan waktu lama, sehingga wajar jika harganya bisa mencapai jutaan rupiah,” ujar Nona. Ia juga menunjukkan minatnya untuk mengikuti pelatihan batik di masa depan, dengan harapan dapat memproduksi batik sendiri serta mendapatkan manfaat ekonomi dari keterampilan tersebut.
Selain DWP DPMPTSP Aceh, Rumoh Malaka Batik juga menerima kunjungan dari Putri Budaya Aceh 2024, Siti Namira Azani. Siti Namira datang untuk mempersiapkan bahan untuk lomba tingkat nasional yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober mendatang. “Saya ingin memperkenalkan produksi Rumoh Malaka Batik sebagai salah satu bahan untuk lomba nasional nanti. Aceh Besar tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan keragaman budaya, dan saya ingin menampilkan salah satu produk UMKM lokal,” katanya.***