Gunung Merapi: Aktivitas Vulkanik Meningkat, Potensi Erupsi Tinggi

Gunung Marapi dan Gunung Merapi: Mirip Nama, Mirip Aktivitas

Hujan air bercampur abu vulkanik terjadi di wilayah desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali pada Jumat (8/12). (BPBD Kabupaten Boyolali)

LM – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih menjadi sorotan utama Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Dalam pemantauannya, BPPTKG mencatat bahwa Gunung Merapi tengah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, terutama dalam bentuk erupsi efusif. Potensi guguran lava dan awan panas kini mengancam pada sektor selatan-barat daya dan sektor tenggara gunung berapi ini.

Baca Juga :  Muchlis Zulkifli, Caleg DPR RI Dapil Aceh 1, Ajak Rakyat Aceh Wujudkan Impian Bersama

Puncak dari aktivitas vulkanik terjadi pada Jumat, 8 Desember lalu, sekitar pukul 14.46 WIB, ketika Gunung Merapi mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG). Kejadian ini bersamaan dengan turunnya hujan, yang mengakibatkan hujan air berwarna kecoklatan di wilayah Desa Krinjing dan Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Dampaknya juga terasa di Desa Stabelan, Desa Klakah, dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, di mana hujan air bercampur dengan abu vulkanik merata.

Hasil pengamatan selama periode 1-7 Desember 2023 menunjukkan bahwa Gunung Merapi telah mengalami enam kali kejadian APG, dua di antaranya menuju selatan (hulu Kali Boyong) dengan jarak luncur maksimal 1.300 meter, dan empat kejadian ke arah barat daya (hulu Kali Krasak dan Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 3.000 meter. Selain itu, terdapat 192 kejadian guguran lava yang teramati, kebanyakan menuju selatan dan barat daya. Suara guguran juga terdengar sebanyak empat kali dari Pos Kaliurang dan Babadan.

BPPTKG mencatat adanya kenaikan aktivitas magmatik, yang ditandai dengan tingginya intensitas kegempaan selama pekan pertama bulan Desember 2023. Gunung Merapi tercatat mengalami enam kali gempa Awan Panas Guguran (APG), satu kali gempa Frekuensi Rendah (LF), 1.045 kali gempa guguran (RF), dan 17 kali gempa tektonik (TT). Semua ini menunjukkan bahwa Gunung Merapi berada dalam fase yang cukup aktif dan memerlukan pemantauan yang lebih intensif.

Baca Juga :  Event Geulayang Tunang Ilmiza dan Illiza Perererat Silaturahmi Antarwarga Banda Aceh dan Aceh Besar

Dalam konteks ini, masyarakat dan pihak terkait diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mematuhi anjuran dari BPPTKG. Peningkatan aktivitas vulkanik dapat mengakibatkan risiko yang lebih tinggi, termasuk potensi bencana seperti guguran lava dan awan panas. Pemerintah daerah, otoritas terkait, dan masyarakat sekitar diharapkan untuk siap siaga dan memiliki rencana mitigasi yang matang.

Gunung Marapi dan Gunung Merapi: Mirip Nama, Mirip Aktivitas

Pentingnya pemantauan dan mitigasi bencana gunung api semakin ditekankan melalui perbandingan dengan Gunung Marapi di Sumatra Barat. Meskipun letaknya berjauhan, Gunung Marapi dan Gunung Merapi memiliki kesamaan dalam karakteristik kegunungapian. Gunung Marapi telah ditetapkan sebagai level II atau ‘Waspada’ sejak 3 Agustus 2011, sementara Gunung Merapi telah naik status menjadi level III atau ‘Siaga’ sejak 5 November 2020.

Baca Juga :  Festival Meuseuraya 2023: Menggebrak Aceh dengan Karya Kreatif dan UMKM!

Kejadian erupsi freatik “tiba-tiba” di Gunung Marapi pada Minggu (3/12) lalu mengejutkan banyak pihak. Tragisnya, kejadian tersebut menewaskan 23 orang pendaki. Gunung Marapi, yang telah ditetapkan statusnya oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengingatkan kita akan risiko yang mungkin terjadi ketika berada di dekat gunung yang aktif.

Gunung Marapi sudah memiliki rekomendasi bahwa masyarakat, wisatawan, atau pendaki dilarang melakukan aktivitas dalam lingkup 3 kilometer dari kawah puncak. Kejadian ini seharusnya menjadi evaluasi dan pembelajaran bagi semua pihak, terutama pemerintah daerah, taman nasional, pengelola wisata, dan masyarakat yang berencana melakukan aktivitas pendakian.

Baca Juga :  Aksi Solidaritas Indonesia untuk Palestina: Dari Aceh Barat hingga Sumatra Barat

Melihat status gunung api yang dirilis oleh PVMBG per Sabtu, 9 Desember 2023, tercatat 18 gunung berstatus level II (‘Waspada’) dan tiga gunung berada pada level III (‘Siaga’), antara lain Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi, dan Gunung Semeru. Dalam kondisi ini, Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk kawasan rawan bencana harus menjadi perhatian utama.[red]

Loading