LM – Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Aceh, Azwardi, memimpin rapat koordinasi (Rakor) yang bertujuan untuk meningkatkan percepatan pemasangan pompanisasi di seluruh kabupaten/kota Aceh. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap rendahnya realisasi pemasangan alat pompanisasi di lahan pertanian yang terdampak kekeringan, yang saat ini baru mencapai 34,62 persen dari target yang telah ditetapkan.
Azwardi menyoroti dampak negatif perubahan iklim global, khususnya fenomena El Nino, yang telah mengurangi produksi pertanian dan meningkatkan harga pangan. “Kondisi ini memerlukan perhatian serius kita semua untuk mempercepat pemasangan pompanisasi guna menghadapi tantangan kekeringan yang semakin sering terjadi,” ujarnya dalam pembukaan Rakor di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, juga menggarisbawahi pentingnya segera memasang pompa air yang telah diterima di lapangan. “Kami telah menemukan beberapa pompa yang masih belum terpasang, sehingga sesuai arahan dari Menteri Pertanian, ini menjadi prioritas untuk segera dipasang guna mendukung optimalisasi penanaman,” tuturnya.
Rakor ini dihadiri oleh kepala dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab atas pertanian dan perkebunan, serta para pejabat militer dari enam kabupaten/kota yang menjadi fokus program optimasi lahan rawa di Aceh, seperti Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Barat, Aceh Jaya, Nagan Raya, dan Simeulue.
Program ini tidak hanya mencakup pompanisasi, tetapi juga upaya untuk meningkatkan produksi pertanian melalui optimasi lahan rawa dan tumpang sisip padi gogo. Azwardi menyambut baik inisiatif Kementerian Pertanian yang sejalan dengan visi Aceh sebagai lumbung pangan nasional.
Untuk mengatasi kendala dalam program tumpang sisip padi gogo di lahan-lahan yang sudah ditumbuhi semak belukar, Cut Huzaimah menyoroti perlunya tambahan bantuan sarana pengendalian gulma dari pemerintah pusat. Hal ini dianggap penting untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam peningkatan produksi pertanian di Aceh.
Diharapkan dengan adanya koordinasi intensif ini, Aceh dapat mengoptimalkan potensi pertaniannya, meningkatkan ketahanan pangan, serta memitigasi dampak perubahan iklim yang semakin terasa di wilayah tersebut.***