LM – Proses penerimaan terpadu Polri tahun Anggaran 2024 di Papua menarik perhatian luar biasa dengan 13.949 pendaftar secara daring. Data ini dirilis oleh Sekretariat Subbagdiapers Biro SDM Polda Papua, menunjukkan antusiasme tinggi dari masyarakat Papua.
Program rekrutmen yang menawarkan 2.000 posisi Bintara Polri ini mendapat apresiasi dari berbagai tokoh Papua. Ondoafi Sosiri Boas Asa Henock, Kepala Suku Sosiri, menyatakan dukungannya atas inisiatif Polri yang memberikan kuota khusus bagi anak kepala suku dan Orang Asli Papua (OAP).
“Program ini merupakan bentuk penghormatan dari Polri terhadap para ondoafi dan kepala suku di Papua,” ujar Ondoafi Sosiri Boas Asa Henock di Sentani, Kabupaten Jayapura.
Fredikus Gebze, tokoh masyarakat pemangku adat, juga menyambut baik program ini. Menurutnya, rekrutmen yang bersih, transparan, dan akuntabel menunjukkan komitmen Polri terhadap OAP. “Anak-anak Papua harus siap menjaga kehormatan dan sikap untuk menjadi Anggota Polri,” tambahnya.
Yustina Pangrasia, Sekretaris Pansus Afirmasi Provinsi Papua Selatan, memberikan apresiasi penuh terhadap rekrutmen ini. “Sistem BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis) yang diterapkan memberikan keyakinan bahwa proses ini berjalan dengan adil,” kata Yustina.
Frit B. Ramandey, Kepala Kantor Komnas HAM Provinsi Papua, yang juga merupakan Tim Pengawas Eksternal Rekrutmen Polri Polda Papua, memuji kebijakan afirmatif yang menurunkan batas usia penerimaan dari 21 tahun menjadi 25 tahun. “Penerapan unsur eksternal dalam seleksi memastikan transparansi dan humanisme dalam proses rekrutmen,” jelasnya.