LM – Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut yang akan diselenggarakan pada 9 September nanti akan menjadi momentum bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempromosikan produk usahanya kepada masyarakat nusantara terutama para kontingen PON dari seluruh provinsi di Indonesia.
Sebagai tuan rumah, Aceh akan dilirik oleh seluruh masyarakat Indonesia yang datang menghadiri kegiatan PON. Hal ini menjadi kesempatan bagi pelaku UMKM memamerkan produk usaha dan menarik konsumen dari berbagai pelosok. Selain bentuk pengenalan produk, upaya tersebut juga akan berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku usaha.
Melihat peluang tersebut, Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) melakukan berbagai langkah guna membantu pelaku usaha dalam mempromosikan produk ke tingkat nasional, dengan harapan hal itu dapat meningkatkan perputaran uang pada sektor UMKM dan berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kepala Diskopukmdag Banda Aceh, Samsul menyebutkan jumlah UMKM di Banda Aceh meningkat setiap tahunnya. Hingga saat ini tercatat jumlah UMKM di kota tersebut mencapai 35.254 unit baik yang bergerak secara mandiri, perusahan maupun tunggal.
Seluruh UMKM tersebut diharapkan dapat berpartisipasi dalam pergelaran PON dengan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemerintah kepada pelaku usaha.
Persiapan dan Fasilitas yang Disediakan Pemerintah kepada Pelaku UMKM
Kepala Diskopukmdag Banda Aceh, Samsul mengatakan pihaknya mendukung penuh pergelaran PON yang diselenggarakan oleh pemerintah Aceh. Dalam hal ini, Diskopukmdag Banda Aceh melaksanakan pameran UMKM yang dilaksanakan di tiga titik, yaitu Blang Padang, Taman Bustanussalatin dan Taman Ratu Safiatuddin.
Dalam pameran tersebut, para pelaku UMKM dapat berpartisipasi untuk memamerkan produk usahanya agar dilirik masyarakat.
“Pergelaran PON akan mendatangkan orang dari berbagai daerah di Indonesia sehingga kita perlu memasarkan produk kita agar menjadi souvenir atau oleh-oleh bagi mereka,” ujarnya.
Selain itu, Samsul menjelaskan, pihaknya juga menyediakan ruang kepada UMKM kaki lima agar berjualan di area yang telah ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku.
“Seperti pedagang kaki lima di Ulee Lheue dan Pasar Aceh, kita atur agar jangan di jalan tapi di trotoar, juga berjualan dengan tertib dan rapi,” tuturnya.
Ia menjelaskan, tempat yang disediakan pihaknya kepada pelaku usaha tersebut gratis dan tidak dipungut biaya sewa lapak apapun. Oleh karena itu Samsul berharap masyarakat khususnya pelaku UMKM dapat memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemerintah untuk mempromosikan produk unggulannya.
“UMKM sudah mulai bisa berjualan di tempat yang telah kita sediakan mulai dari tanggal 9 hingga 22 September nanti,” katanya.
Kegiatan ini sinergis dengan proyek perubahan yang sedang dilaksanakan Kepala Bidang Usaha Mikro, Muda Bahlia, SE.,M.Si yang sedang mengikuti pendidikan kepemimpinan administrator tingkat III di Puslatbang Khan Aceh. Pemberdayaan UMKM dengan perluasan akses pemasaran merupakan issu utama yang dipilih oleh Muda Bahlia sebagai upaya memajukan UMKM Bandaa Aceh di rumah sendiri. Dengan perluasan akses pasar melalui pameran dan branding mudah mudahan UMKM dapat jaya di daerah sendiri dan kancah nasional
Harapan Pemerintah Kepada Pelaku UMKM di Banda Aceh
Tidak dipungkiri, momen PON menjadi ajang bagi para pelaku UMKM unjuk diri di hadapan seluruh masyarakat Indonesia. Orang-orang dari luar daerah yang berdatangan membutuhkan buah tangan untuk dibawa pulang.
Hal tersebut menjadi peluang bagi mereka untuk menarik masyarakat dan menghasilkan rupiah sebanyak-banyaknya.
Oleh karena itu, Kepala Diskopukmdag Banda Aceh, Samsul mengimbau UMKM agar meningkatkan kualitas produknya serta kemasan yang menarik. Menurutnya, kemasan menjadi daya tarik awal bagi konsumen, selain itu juga dapat meningkatkan nilai tawar dari produk itu sendiri.
Samsul menargetkan UMKM pada pergelaran PON dapat meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Sehingga pihaknya meminta para pelaku UMKM memanfaatkan kesempatan dan ruang yang telah disediakan pemerintah untuk memasarkan produknya dengan sebaik mungkin.
Ia berharap, dari kegiatan tersebut pelaku UMKM dapat menjalin kerjasama atau menjalin kesepakatan untuk permintaan produk dalam jumlah besar dari luar daerah.
Pelaku UMKM Manfaatkan Fasilitas Pemerintah untuk Promosikan Produk pada PON
Pelaku Usaha Parfum Geutanyoe, Haikal menyadari bahwa pentingnya pengenalan produk bagi masyarakat luas. Menurutnya, pameran UMKM yang disediakan pemerintah dalam rangka kegiatan PON ini sangat baik sebagai bentuk promosi parfumnya ke kancah nasional.
Merintis usaha dari nol, Haikal mengatakan sebagian besar penjualan produknya bersumber dari event atau pameran yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, ia akan memanfaatkan momen ini agar meningkatkan penjualan produknya.
“Kita sudah mendaftar di beberapa stan dan berkontribusi pada pameran UMKM PON ini,” tuturnya.
Haikal memulai usaha parfum pada tahun 2020. Saat itu Ia di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja. Akhirnya, Haikal memutuskan memulai usaha parfum berbahan dasar nilam. Haikal mengaku saat ini, produknya sudah banyak diketahui masyarakat lokal.
Ia menjelaskan, keunggulan parfum berbahan dasar nilam adalah wanginya yang lembut dan tahan lama dibandingkan parfum lainnya.
Dalam mengembangkan bisnisnya, Haikal juga sering mengikuti event pelatihan yang diselenggarakan oleh Diskopukmdag Banda Aceh. Menurutnya pelatihan tersebut akan meningkatkan pengetahuannya dalam mengembangkan usahanya.
Haikal berharap kegiatan pameran UMKM yang diselenggarakan oleh Diskopukmdag Banda Aceh dapat memberikan peluang bagi usahanya dikenal masyarakat Indonesia dan dapat meningkatkan keuntungan besar.