LM – Pertandingan sengit antara Persiraja Banda Aceh dan PSMS Medan pada Pegadaian Liga 2 2023/2024, yang berlangsung pada Sabtu lalu, 18 November 2023, meninggalkan jejak kontroversi dan kericuhan yang memicu serangkaian sanksi dari pihak berwenang.
Pertandingan yang seharusnya menjadi panggung kecemerlangan sepak bola kembali diwarnai oleh insiden kontroversial di Stadion Aceh Besar. Klub Persiraja Banda Aceh dihukum karena gagal menjalankan tanggung jawab menjaga ketertiban dan keamanan, yang mengakibatkan terganggunya keamanan dan kenyamanan perangkat pertandingan serta tim tamu.
Sanksi berat diberikan kepada Persiraja Banda Aceh, dengan penutupan seluruh stadion untuk penonton (suporter) selama dua pertandingan saat menjadi tuan rumah. Keputusan ini mulai berlaku sejak diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat. Klub juga dikenai denda sebesar Rp20.000.000.
Selain masalah keamanan, pertandingan ini juga mencatat banyaknya kartu kuning yang diberikan kepada pemain PSMS Medan. Dalam pertandingan tersebut, enam pemain PSMS Medan mendapatkan kartu kuning, menunjukkan intensitas pertandingan yang tinggi dan kekerasan di lapangan.
Kartu kuning bukan hanya mencerminkan tensi permainan yang tinggi, tetapi juga berdampak pada keuangan tim. PSMS Medan dihukum dengan denda sebesar Rp25.000.000 sebagai akibat dari pelanggaran kartu kuning yang terjadi dalam pertandingan tersebut.
Keterlibatan Ofisial Memanas, Sanksi Menyusul
Namun, yang membuat pertandingan ini benar-benar memanas adalah keterlibatan ofisial dari kedua tim. Yongky Alexander Ritonga, ofisial PSMS Medan, terlibat dalam keributan dengan ofisial Persiraja Aceh, memicu ketegangan di pinggir lapangan. Keterlibatan ini berujung pada sanksi tegas, yaitu larangan berpartisipasi dalam dua pertandingan dan denda sebesar Rp37.500.000.
Tak hanya Yongky, Iswahyudi, ofisial dari Persiraja Banda Aceh, juga terlibat dalam insiden yang serupa dengan ofisial PSMS Medan. Sanksi yang diberikan pun serupa, yaitu larangan berpartisipasi dalam dua pertandingan dan denda sejumlah Rp37.500.000.
Suporter dari kedua kubu juga memberikan respons beragam. Sebagian besar menyayangkan insiden tersebut dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Namun, ada juga suporter yang menyalahkan kebijakan keamanan stadion dan menganggap bahwa sanksi terhadap klub terlalu keras.
Selain itu, sanksi yang diberikan terhadap Persiraja Banda Aceh, PSMS Medan, serta ofisial mereka, dapat memberikan dampak signifikan pada perjalanan kedua klub dalam kompetisi ini. Selain itu, pengadilan lebih lanjut dan penyelidikan mungkin dilakukan untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil sudah sesuai dengan regulasi dan norma yang berlaku.
Pegadaian Liga 2 2023/2024 harus bersiap menghadapi konsekuensi dari insiden ini dan berpotensi mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan integritas kompetisi di masa mendatang.[red]