Pertama Kali, Ilmuwan Temukan Lubang Hitam yang Sangat Tenang

FOTO ISTIMEWA

LM, JAKARTA – Sebuah penelitian baru berdasarkan pengamatan dari Very Large Telescope of the European Southern Observatory (ESO) menemukan jenis lubang hitam yang sulit dipahami. Lubang hitam ini hampir tidak berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.

Bintang masif yang mati dan menghasilkan lubang hitam bermassa bintang yang tidak aktif. Lubang hitam yang tidak aktif, berbeda dengan kebanyakan lubang hitam lainnya. Jeni ini tidak melepaskan banyak radiasi sinar-X.

Lubang hitam semacam ini belum ditemukan dengan jelas di luar galaksi kita meskipun dianggap sebagai fenomena kosmik yang cukup umum, menurut tim ahli AS dan Eropa yang mengerjakan penelitian tersebut. Lubang hitam yang baru ditemukan yang dikenal sebagai VFTS 243, setidaknya sembilan kali lebih besar dari matahari kita.

Para astronom memeriksa 1.000 bintang besar di wilayah Nebula Tarantula di Awan Magellan Besar, masing-masing dengan berat setidaknya delapan kali massa matahari. Menurut rekan penulis Tomer Shenar, penemuan itu dilakukan melalui proses eliminasi.

Bintang-bintang yang merupakan bagian dari sistem biner, atau bintang yang mengorbit pendamping kosmik, pertama kali dikenali oleh para astronom. Pendamping tidak dapat diamati dalam sistem biner, jadi mereka mengalihkan perhatian mereka ke sana. Pemeriksaan yang cermat akhirnya mengungkapkan bahwa VFTS 243 adalah lubang hitam yang tidak aktif.

Instrumen Fiber Large Array Multi Element Spectrograph (FLAMES) pada Teleskop Sangat Besar ESO menggunakan enam tahun pengamatan untuk menemukan lubang hitam. Para astronom dapat melihat lebih dari seratus objek secara bersamaan dengan FLAMES.

Polisi lubang hitam

Beberapa dari 40 penulis studi disebut sebagai “polisi lubang hitam” di kalangan astronomi. Sebab, mereka telah menyangkal banyak penemuan lubang hitam sebelumnya. Lebih dari sepuluh temuan sistem biner lubang hitam yang dibuat dalam dua tahun terakhir telah dipertanyakan.

Baca Juga :  Wanita Emas Dilaporkan ke Bareskrim Atas Dugaan Penyebaran Kabar Bohong Pelecehan Seksual

Namun, mereka yakin bahwa temuan mereka kali ini bukanlah “alarm palsu”. Kelompok studi mengklaim bahwa mereka menerima kritik atas temuan terbaru mereka.(Republika.co.id)

Loading

Redaksi2
Author: Redaksi2