Belajar dari Pandemi, Kemenkes Integrasi Rekam Medis Pasien Lewat Klinik Pintar

Pengambilan Sampel PCR di Puskesmas Cipadu. ©2022 Liputan6.com/Angga Yuniar

LM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai melakukan integrasi dan revitalisasi layanan kesehatan primer. Nantinya, akan dibuat integrasi dari pelayanan di Puskesmas sampai ke pelayanan tingkat desa.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya tersebut untuk menata kelembagaan serta fokus layanan kesehatan distandarkan. Kekurangan sarana prasarana maupun SDM akan diproses secara digital.

“Butuh dukungan untuk mewujudkannya. Mudah-mudahan ini bisa mengurangi orang sakit dan tidak produktif sehingga tugas saya menjaga agar ekonomi kita tetap tercapai pertumbuhannya dengan cara mengurangi jumlah orang yang sakit dan menjaga orang agar tetap bisa produktif selama-lamanya,” kata Menkes dalam keterangannya, Rabu (22/6).

Melalui Digital Transformation Office (DTO)beberapa waktu yang lalu mengumumkan target implementasi roadmap transformasi industri kesehatan, termasuk digitalisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dapat rampung diwujudkan di tahun 2024.

Integrasi sistem dan agregasi data pasien kelak dapat diakses oleh pasien dari setiap puskesmas, klinik, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan secara nasional. Namun, realisasi program transformasi ini memiliki tantangannya sendiri, terutama dari kesiapan klinik di berbagai daerah.

Sementara itu, Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengatakan pohaknya ingin menampilkan model pelayanan yang jauh lebih profesional lewat layanan integrasi Klinik Pintar ini.

Agar segera terealisasi, IDI akan berperan sebagai quality control yakni dengan membentuk tim khusus untuk melakukan audit mutu klinik setiap enam bulan sekali.

Sementara itu, CEO Klinik Pintar Harya Bimo menyatakan Klinik Pintar siap mendukung program transformasi kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan.

Klinik swasta sebagai bagian penting dari ekosistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia perlu menggunakan teknologi dalam kegiatan usahanya.

Baca Juga :  Dua Anggota Polisi Diduga Terlibat Penganiayaan di Holywing akan Jalani Sidang Etik

“Data kesehatan kita sebagian besar masih belum updated dan tidak konsisten. Pandemi Covid-19 semestinya mengajarkan kita tentang pentingnya digitalisasi terutama di sektor Primary Care sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, namun sayangnya masih banyak klinik yang belum siap go digital,” katanya.

Melalui riset yang didapatkan Klinik Pintar di wilayah Pekanbaru, beberapa permasalahan utama yang dihadapi klinik adalah Strategi Pengembangan Bisnis dan Layanan (29,8 persen), Akreditasi dan Standardisasi Layanan Klinik (19,3 persen), serta Peningkatan Kualitas SDM Klinik (12,5 persen). Permasalahan lain yang juga ditemukan antara lain Sistem Pengelolaan Uang dan Perpajakan (8,8 persen) dan Pengadaan Obat yang Terjangkau (7,1 persen).(Merdeka.com)

Loading

Redaksi2
Author: Redaksi2