LM – Kepolisian New York, Amerika Serikat kini sedang menggali lebih banyak informasi mengenai tersangka yang menikam penulis Salman Rushdie hari ini di New York saat dia hendak jadi pembicara di sebuah acara yang digelar The Chautauqua Institution.
Dilansir dari NBC New York, Sabtu (13/8), tersangka, Hadi Matar, 24 tahun, lahir di California, tetapi baru-baru ini pindah ke New Jersey, menurut sumber penegak hukum yang mengetahui penyelidikan tersebut. Alamat terakhirnya terdaftar di Fairview, sebuah wilayah di Bergen, tepat di seberang Sungai Hudson dari Manhattan.
Sumber mengatakan Matar juga memiliki SIM New Jersey palsu.
Polisi negara bagian Eugene Staniszewski mengatakan motif penikaman itu belum jelas. Penyelidikan awal penegakan hukum terhadap akun media sosial Matar menunjukkan dia bersimpati pada ekstremisme Syiah dan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), kata aparat penegak hukum yang mengetahui langsung penyelidikan tersebut kepada NBC News.
Tidak ada hubungan pasti dengan IRGC tetapi penyelidikan awal menunjukkan dia bersimpati kepada pasukan elit pemerintah Iran itu, kata si pejabat.
Saksi bernama Kathleen Jones mengatakan penyerang itu berpakaian hitam dan memakai masker hitam ketika menikam Rushdie.
“Kami awalnya mengira itu adalah bagian dari aksi untuk menunjukkan masih banyak kontroversi seputar penulis ini. Tapi aksi itu menjadi jelas dalam hitungan detik ternyata itu bukan,” katanya.
Dia berlari ke panggung “dan mulai memukuli Rushdie. Awalnya Anda seperti, ‘Apa yang terjadi?’ Lalu, menjadi sangat jelas dalam beberapa detik bahwa dia betul dipukuli,” kata Rabi Charles Savenor, direktur pendidikan jemaat di Sinagoga Park Avenue di Manhattan, yang turut berada di antara sekitar 2.500 orang yang hadir di acara itu.
Savenor mengatakan serangan itu terjadi saat Rushdie dan pemandu acara Reese naik ke atas panggung. Insiden tersebut berlangsung sekitar 20 detik.
Belum jelas tuduhan apa yang akan dia hadapi atas serangan terhadap penulis novel “The Satanic Verses” berusia 75 tahun itu.
Rushdie yang berlumuran darah kemudian diterbangkan ke rumah sakit, kata polisi negara bagian.
Kondisinya belum diketahui. Agennya, Andrew Wylie, mengatakan sang penulis itu harus dipasangi ventilator Jumat malam, dengan hati yang rusak, saraf yang terputus di lengan dan salah satu mata yang kemungkinan besar akan hilang.
Reporter Magang: Gracia Irene(Merdeka.com)