LM – Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradjmengingatkan untuk memilih pemimpin ke depan yang bisa diterima semua pihak. Hal tersebut dikatakan Said Aqil Siradj saat menghadiri halalbihalal yang digelar oleh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Kota Depok Jawa Barat dan Islam Nusantara Foundation, Kamis (26/5).
“Yang jelas saya bukan tokoh politik, namun cari pemimpin yang bisa diterima semua pihak, semua suku, agama dan budaya menerima figur itu dan mengerti tentang kebutuhan rakyat Indonesia, pemimpin yang ideal seperti itu,” kata Said Aqil, dikutipSelain kriteria tersebut, menurut Said Aqil, calon pemimpin juga perlu memiliki kecakapan, kepandaian atau keahlian. Namun yang paling penting adalah memahami keadaan Indonesia dan bisa diterima semua pihak. Serta tidak kalah yang penting lagi bersih dari korupsi.
Said Aqil Bicara Pemimpin Ideal
Idealnya kata Said Aqil, bangsa yang sangat plural ini pemimpinnya harus punya semangat pluralis, bangsa yang sangat berbudaya maka pemimpin harus berbudaya.
Menurut dia, jika pemimpin tidak mengenal budaya, tidak ada semangat pluralisme dan tidak ada semangat keberagaman maka bahaya itu.
Dalam acara halal bi halal ini juga, Said Aqil menjelaskan tentang Islam Nusantara. Dia mengatakan beberapa tamu dari Timur Tengah datang kepadanya waktu masih menjadi Ketua Umum PBNU dan beberapa kali ceramah di luar negeri.
Para tamu asal Timur Tengah itu menyampaikan gagasan Islam Nusantara, yang merupakan Islam yang ramah, Islam yang berbudaya. Bukan Islam doktrin atau Islam yang dipaksakan.
“Jadi Islam Nusantara adalah Islam yang cocok dengan bangsa dan masyarakat Nusantara,” ujar dia.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah Marsudi Syuhud mengatakan Islam Nusantara lahir dari rakyat untuk rakyat dari umat untuk umat yang akan terus menerus mendampingi masyarakat dari beberapa hal.
Menurut dia, ketika dunia krisis pangan maka menjadi peluang bagi bangsa Indonesia, karena 24 jam itu bisa bekerja memenuhi kebutuhan pangan tapi barat ada musim yang tidak bisa tanam. Di Indonesia lahan bisa terus digunakan.
Dia menambahkan, jika ada krisis pangan, maka Islam Nusantara Foundation mengajak kepada seluruh warga bangsa turut memikirkan atau kekurangan pangan dengan menanam yang kemudian bisa dipanen untuk dijadikan persediaan pangan di Indonesia dan luar negeri.(Merdeka.com)