LM – Majelis DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Suharso Monoarfa mundur dari kursi ketua umum imbas pidatonya soal ‘amplop kiai’. Namun, Suharso menilai, desakan itu bukan konflik yang perlu dikhawatirkan.
Suharso menyatakan, posisi di PPP di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak berpengaruh karena persoalan itu. Menurutnya, masalah itu hanya salah paham saja.
Suharso merasa, ada yang memanasi suasana dari persoalan ini. Namun, dia tak mau terlalu berprasangka buruk ada pihak yang ingin menjatuhkannnya.
“Wah saya enggak mau punya suuzon kayak gitu lah,” ucap Kepala Bappenas ini.
“Kesalahpahaman saja dan ya kalau ada yang panas-panasin ya itu nanti kita lihat lah,” tambah dia.
Suharso memastikan posisi PPP di KIB tetap solid. PPP terus berjalan bersama Gokar dan PAN.
“KIB tetap dan insya Allah kami tetap,” tutup Suharso.
Beredar surat dari Pimpinan Majelis (Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, Majelis Pertimbangan) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mundur dari kursi ketum. Permintaan ini menyusul pernyataan Suharso soal amplop kiai saat acara pendidikan politik di KPK.
Dikutip merdeka.com, permintaan itu tertuang dalam surat resmi dari pimpinan Majelis yakni Mustofa Aqil Siraj, Muhammad Mardiono, Zarkasih Nur yang ditandatangani pada 22 Agustus 2022.
“Ya benar (surat dari majelis PPP),” kata Mardiono kepada wartawan, Selasa (23/8).
Dalam surat dari DPP PPP kepada Suharso itu, pimpinan Majelis menyebut alasan permintan agar Suharso mundur yakni adanya kegaduhan pascapidato Suharso Monoarfa dalam forum pendidikan antikorupsi bagi PPP yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI pada 15 Agustus 2022.
“Kami sebagai pimpinan ketiga Majelis di DPP-PPP meminta saudara Suharso Manoarfa untuk berbesar hati mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum DPP-PPP,” kutipan surat DPP PPP itu.
Pimpinan Majelis menyebut mundurnya Suharso akan membawa kebaikan bagi PPP. Untuk itu, Majelis PPP minta Suharso bijak memenuhi permintaan tersebut.(Merdeka.com)
Author: Redaksi2