LM – Ayu Marzuki, Penjabat Ketua TP PKK Aceh, di komplek Meuligoe Gubernur Aceh, mengingatkan bahwa persiapan pernikahan bukan sekadar mengurus resepsi pada hari H, melainkan sebuah perjalanan yang harus dipersiapkan dengan ilmu untuk menjalani hari-hari setelah pernikahan. Sabtu, 9 Desember 2023.
“Dari beberapa calon pengantin yang kita wawancarai terkait persiapan pernikahan, hanya menjawab seputar persiapan hari resepsi, seperti sudah ke Puskesmas, periksa ini itu, sewa fotografer. Semua menganggap persiapan pernikahan adalah persiapan hari H resepsi. Padahal, kehidupan pernikahan dimulai setelah itu,” ungkap Ayu Marzuki, memberikan sorotan pada kesalahan persepsi umum terkait persiapan pernikahan.
Dalam suasana yang penuh semangat, Ayu Marzuki menyoroti fakta bahwa kehidupan pernikahan sejatinya berawal setelah resepsi. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya persiapan dengan pemahaman yang cukup tentang pernikahan. Dalam seminar tersebut, Ayu Marzuki tidak hanya memberikan peringatan, tetapi juga menginisiasi solusi konkret untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasangan-pasangan muda.
Tak bisa dipungkiri, Ayu Marzuki mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat Aceh. Sebagai respon terhadap permasalahan ini, ia bersama Forum Da’i Perbatasan mengambil langkah positif dengan meluncurkan Sekolah Samara, sebuah program pembelajaran khusus untuk pasangan pra nikah. Tujuan utama program ini adalah memberikan pengetahuan yang memadai dan persiapan ilmu pra nikah agar pasangan muda dapat membangun rumah tangga yang kokoh dan harmonis.
Dalam materi seminar yang dihadirkan, Ayu Marzuki membagikan pengalamannya sejak awal berkomitmen untuk menjalani bahtera rumah tangga bersama Achmad Marzuki, yang kini menjabat sebagai Penjabat Gubernur Aceh. Ia menekankan beberapa poin kunci yang perlu dipersiapkan oleh calon pengantin, termasuk tujuan menikah, ilmu agama, kesehatan, pengelolaan keuangan keluarga, ilmu psikologi, dan ilmu parenting.
“Poin penting yang harus kita persiapkan dan harus menjadi komitmen bersama adalah tujuan menikah. Untuk itu, kesiapan ilmu pra nikah menjadi penting. Baik ilmu agama, ilmu kesehatan, pengelolaan keuangan keluarga, hingga ilmu psikologi. Bagaimana cara kita mengenali diri sendiri, pasangan, serta tentu saja ilmu parenting,” kata Ayu Marzuki dengan penuh keyakinan.
Dalam konteks kesehatan, Ayu Marzuki juga menyoroti pentingnya pemahaman kesehatan bagi calon pengantin. Ia menjelaskan bahwa kesehatan masing-masing pasangan sangat menentukan kesehatan reproduksi, yang berkaitan erat dengan kesehatan janin dan anak. Oleh karena itu, memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan dapat membantu mencegah masalah kesehatan yang mungkin timbul dan mendukung pertumbuhan anak yang sehat.
“Tidak hanya kesehatan, pemahaman dan ilmu agama juga sangat penting. Karena hal-hal yang kita anggap ringan, ternyata ganjaran pahala yang Allah berikan itu sangat besar, seperti mengambilkan air minum, menemani suami makan, menyiapkan baju kerja suami. Ini besar sekali pahalanya,” tambah Ketua TP PKK Aceh.
Dalam konteks yang lebih luas, Ayu Marzuki mengajak calon suami untuk mempersiapkan kemandirian finansial. Ia menekankan bahwa calon suami akan menjadi kepala keluarga, sehingga memiliki kemandirian finansial sangat penting. Pernikahan, menurutnya, adalah komitmen seumur hidup, dan kedua belah pihak harus memiliki komitmen untuk terus belajar memperbaiki diri dan bertumbuh bersama.
“Teruntuk adik-adik calon suami, penting sekali mempersiapkan kemandirian finansial karena adik-adik akan menjadi kepala keluarga selaku penanggung jawab pencari nafkah utama. Ingat, pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Kedua belah pihak harus memiliki komitmen untuk menjadi pribadi yang mau terus belajar memperbaiki diri dan bertumbuh bersama,” pungkas Ayu Marzuki dengan nada penuh semangat.
Seminar dan peluncuran Sekolah Samara ini tidak hanya melibatkan Ayu Marzuki sebagai pemateri. Sejumlah tokoh agama dan praktisi lainnya turut hadir sebagai pemateri dalam acara ini, termasuk Ustadz Amri Fatmi dan Kepala Sekolah Samara dr. Aslinar. Keberagaman pemateri ini memperkaya wawasan dan pengetahuan yang disampaikan kepada calon pengantin.
Seminar yang diselenggarakan oleh Forum Da’i Perbatasan ini bertujuan untuk memberikan perspektif holistik terkait persiapan pernikahan. Dengan melibatkan pemateri dari berbagai latar belakang, diharapkan calon pengantin dapat mendapatkan informasi yang komprehensif dan bermanfaat untuk menghadapi kehidupan pernikahan yang sesungguhnya.[red]